Kerja Keras -> Sukses

Kerja Keras -> Sukses

Selasa, 21 Oktober 2014

PERTANIAN NEGARA MAJU

Sistem Pertanian Amerika Serikat
Peralatan pertanian di Amerika sudah sangat modern. Di Amerika, traktor dapat berfungsi sebagai penarik alat-alat lainnya, seperti mesin pencangkul, pemupuk, penanam benih, pemotong, dan pemanen. Bahkan, beberapa traktor dapat menjadi sumber daya untuk mesin lainnya. Dengan adanya alat atau mesin-mesin modern ini, kegiatan bertani menjadi lebih mudah. Jadi, jangan heran jika kita melihat para petani di sana menggunakan pesawat terbang kecil untuk menyemprotkan antihama atau menyirami ladang-ladang mereka.


Kehidupan para petani di ladang-ladang pertanian Amerika Serikat menjadi salah satu gaya hidup pedesaan yang khas. Salah satu bagian yang tak terpisahkan dari ladang-ladang tersebut adalah rumah pertaniannya (farm house). Rumah-rumah pertanian di sana berukuran besar dengan langit-langit tinggi dan berhalaman luas. Rumah-rumah tersebut menjadi bagian dari tradisi pertanian di Amerika.   
Hasil tani utama yang dihasilkan para petani Amerika berupa gandum, kacang kedelai, beras, kapas, dan tembakau. Kemajuan teknologi pertanian di sana telah memperbaiki sistem pembungkusan, pemrosesan, pengangkutan, dan pemasaran dari hasil-hasil pertanian di Amerika. Penggunaan wadah berpendingin memastikan hasil bumi tetap segar sampai ke tujuan, baik jarak dekat maupun yang amat jauh.
Hasil pertanian ini dipasarkan dengan dua cara, yaitu melalui kerja sama atau melalui perusahaan pedagang besar yang memiliki cabang di setiap daerah. Untuk mencegah kecurangan tengkulak, harga jual hasil tani ini dapat dipantau melalui televisi, radio, dan internet. Harganya bisa berubah setiap hari. Hasil-hasil bumi pertanian Amerika dipasarkan ke seluruh dunia, seperti Kanada, Cina, Jepang, Jerman, Inggris, Korea Selatan, Prancis, Taiwan, Belanda, Brazil, juga Indonesia, Malaysia, Italia, Singapura, serta Irlandia.



          
Berikut adalah beberapa gambar teknologi pertanian yang digunakan :
                                             
                                                               Panen kapas


    

                          Pengolahan tanah, lebih cepat, efektif, dan efisien                              






Penggunaan Teknologi GPS



Sistem Pertanian Taiwan

Hamparan sawah seluas satu hektar, hanya  memerlukan waktu tiga jam dalam menanam padi, jika menggunakan mesin tanam padi seperti yang ada di Taiwan.
Dengan pola tanam tersebut tentu dapat menghemat tenaga kerja, waktu serta yang menggiurkan adalah hasil panen yang memuaskan.Per hektar mampu menghasilkan 12 ton gabah.
Dalam paparannya Mr. Chang menjelaskan, jika pertanian di Taiwan sistem menanam padi sangat jauh dengan sistem yang ada di Indonesia. Jika petani Indonesia dari bibit di semai dihamparan persemaian. Setelah persemaian tumbuh dengan memakan waktu kira-kira 15 hari barulah bibit padi di cabut(di daut) dari persemaian. Setelah itu padi baru di tanam diatas lahan. Dalam satu hektar cara penanaman ini memerlukan waktu seminggu dan membutuhkan tenaga kerja sekitar empat atau lima orang.
Menurut  Mr. Chang, jika sistem tanam seperti petani di Indonesia yang di jelaskan diatas, tentu ada beberapa kekurangannya. Diantaranya, bibit padi yang telah tumbuh di media semai, lantas di cabut lagi lalu di tanam di lahan sawah, tentu akan kurang bagus hasilnya. Karena padi yang di cabut akan stress dan untuk pulih memerlukan waktu seminggu. Induknya sudah tumbuh, anakannya baru tumbuh seminggu lagi. Selanjutnya bibit yang di cabut akar-akarnya akan tertinggal di lahan persemaian kira-kira bisa 40 persennya. Jadi ada 40 persen bibit yang hilang.Hal ini tentu akan mempengaruhi hasil produksi.
Namun jika menggunakan sistem ala pertanian Taiwan, bibit padi di semai di sebuah wadah pot persegi empat dengan ketinggian 2 cm. Media tanam menggunakan campuran tanah humus, batu bata merah yang telah di haluskan dan sekam. Gunakanya untuk menghemat tanah dan memberi pori-pori pernafasan bibit. Selanjutnya campuran padi dan pupuk di semaikan diatas media tanam.Hanya memerlukan waktu sembilan hari bibit-bibit padi sudah bisa di tanam di atas lahan sawah.
Cara tanam dengan menggunakan mesin tanam ini hanya memerlukan waktu tiga jam per hektar. Menggunakan mesin tanam ini, selain lebih efisien waktu dan tenaga juga membuat tanaman rapi, karena secara otomatis mesin telah memisah-misah bibit dengan jumlah yang sama dan dalam garis yang sama pula.Dengan menggunakan system ini, akan memperpendek proses olah, tanam dan petik. Mulai dari persemaian hingga panen petani akan merasakan jika dengan system ini akan lebih menguntungkan.
Keunggulan teknologi pertanian  Taiwan ini, karena proses pertanian di dukung dengan mesin yang seluruh prosesnya tidak banyak menyerap tenaga manusia. Seperti yang terlihat di lokasi, jika terdapat dua ruang yang terdapat mesin pompainer. Satu ruang khusus untuk mencampur tanah gabah dan pupuk, serta satu ruang lagi sebagai tempat pencetakan bibit.MenuruT Mr. Chan jika mesin pompainer berfungsi untuk menjaga mutu  bibit yang di tanam.Sementara mesin-mesin ini mampu menghasilkan produksi bibit sekitar 3000 dapot per jam.
Sistem Pertanian Jepang
Para petani di Jepang sudah mulai memanfaatkan teknologi canggih untuk mengembangkan hasil panen mereka. Tidak tanggung-tanggung, sejumlah sensor diletakkan untuk menjaga tanaman mereka.Fungsi sensor tersebut bermacam-macam. Ada yang dibuat untuk mendeteksi tingkat kelembaban, prediksi hujan, dan lainnya. Semua itu disatukan dalam satu sistem yang bisa dipantau melalui smartphone dan tablet PC.Data yang dihasilkan oleh sensor tersebut kemudian diolah oleh Fujitsu melalui perangkat khusus. Kemudian data tersebut disimpan 'di awan' agar para pengguna bisa mengakses dari mana pun, komputer rumah, tablet PC, atau bahkan smartphone.Sistem tersebut dibuat oleh Fujitsu, dan konon sudah mulai digunakan oleh Fukuhara, Shinpuku Seika, Aeon Agri Create dan Sowakajeun. Semua itu adalah instansi pertanian yang beroperasi di Jepang.

Selain bisa menjaga kualitas hasil panen, teknologi tersebut juga diklaim Fujitsu bisa dipakai untuk mencegah gagal panen yang biasanya diakibatkan oleh kondisi cuaca yang tak terduga.Untuk bisa mencicipi teknologi tersebut para petani tak perlu membangun infrastruktur khusus, karena semua peralatan dan proses instalasi dikerjakan oleh Fujitsu. Biaya untuk menggunakannya pun tidak terlalu mahal, setiap bulan penggguna dikenakan biaya mulai dari Yen 40 ribu (sekitar Rp 3,8 juta), dan biaya instalasi awal sebesar Yen 50 ribu (Rp 4,7 juta).

 Penerapan Teknologi Robot di Bidang Pertanian
Robot yang dikembangkan oleh para ilmuwan di Pusat Penelitian Pertanian Nasional Jepang dan organisasi riset bio-orientation merupakan robot yang bisa bekerja secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Riset ini juga sering disebut Dream Project.
Untuk mengakses bidang sawah, perangkat robot menggunakan sistem posisi global (GPS), yang juga digunakan dalam perangkat navigasi mobil. Sensor , kamera dan instrumen lainnya menghitung sudut dan arah gerakan mesin, yang dikendalikan komputer, sehingga robot memiliki pemahaman yang tepat tentang posisinya di sawah. Maka, kemungkinan robot traktor ini menggilas atau menginjak tanaman akan sangat kecil.
Robot ini diharapkan dapat menggunakan teknik baru yang disebut long-mat hidroponic. Dalam metode ini, bibit padi yang dimasukkan ke dalam tikar sekitar 6 meter panjang dan kemudian digulung diplanter dan menanamnya di sawah. Tikar ini cukup ringan, sehingga mudah untuk mengangkut bibit, dan bila planter butuh mengisi ulang bibit, hanya tinggal memotongnya dari gulungan besar tadi.
Robot dapat bergerak melintasi sawah dengan arah yang sangat tepat, dalam margin kesalahan sekitar 10 sentimeter, bahkan ketika tidak ada manusia atau operator untuk mengontrolnya. Mesin ini juga dapat melakukan Auto U-turn (berbelok) sendiri setelah mencapai tepi sawah untuk melanjutkan penanaman. Robot dapat menanam pada kecepatan 1.000 meter persegi setiap 20 menit tanpa harus mengisi ulang bibit.
Selain penanaman bibit, robot juga menggabungkan beberapa teknologi yang sesuai untuk melaksanakan berbagai tugas petani seperti panen otomatis dan penyemprotan pestisida. Untuk penyemprotan pestisida dengan menggunakan robot, pestisida tidak terbuang percuma karena penggunaan pestisida dikalkulasi secara tepat sesuai dengan luas sawah. Sedangkan untuk panen otomatis, robot dapat memanen berhektar – hektar sawah / ladang dalam waktu singkat.




3 komentar:

  1. apa di Indonesia sudah ada yang menerapkan teknologi-teknologi tersebut kakak?

    BalasHapus
  2. sepertinya belum, di Indonesia masih menggunakan teknologi yang basisnya masih mudah digunakan.

    BalasHapus
  3. Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman Bisnis ke Le_Meridian, mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulai bisnis Quilting saya dan itu cepat. Ketika mendapatkan pinjaman dari mereka, mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka dapat membiayai hingga jumlah $ 500,000,000.00 (Lima Ratus Juta Dolar) di wilayah mana pun di dunia selama ada 1,9% ROI yang dapat dijamin pada proyek tersebut. Prosesnya cepat dan aman. Itu benar-benar pengalaman positif. Hindari penipu di sini dan hubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika Anda mencari pinjaman bisnis.

    BalasHapus